Showing posts with label nahdlatul ulama. Show all posts
Showing posts with label nahdlatul ulama. Show all posts
Baru 2 Hari Berlangsung, Sampah Banyak Berserakan di Area Perwimanas II

Baru 2 Hari Berlangsung, Sampah Banyak Berserakan di Area Perwimanas II


  Magelang, Kartika News - Perkemahan Wira Karya Ma'arif Nasional atau Perwimanas yang berlangsung di Lapangan Tembak  Slamet Sudibjo, Kec. Salaman, Kab. Magelang telah memasuki hari kedua. Acara ini dimulai pada hari Senin (18/9/2017).

   Meski baru 2 hari berlangsung, ternyata banyak sekali sampah yang berserakan di area Perwimanas II. Banyak peserta yang mengeluhkan akan hal ini karena banyaknya sampah membuat lingkungan tidak enak dipandang dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

   Banyaknya sampah yang berserakan ini juga bukan tanpa alasan, para peserta juga belum semuanya membuang sampah pada tempatnya. Tidak adanya tempat untuk mengumpulkan sampah juga menjadi penyebab masalah ini.

   Para peserta dan orang yang terlibat di Perwimanas II sendiri juga sudah menyampaikan kabar ini kepada Panitia. Sampai berita ini diterbitkan, belum ada tindak lanjut terkait masalah ini.

   Beberapa orang yang sadar akan masalah ini baik itu Banser, Panitia Lokal bahkan peserta juga sudah mulai merapikan sampah - sampah ini agar tidak berserakan di area Perwimanas II.
Pelantikan PC IPNU & IPPNU Kabupaten Magelang Masa Khidmat 2017 - 2019

Pelantikan PC IPNU & IPPNU Kabupaten Magelang Masa Khidmat 2017 - 2019

Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Magelang

  Kartika News - Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Kabupaten Magelang telah mengadakan Pelantikan dan Rapat Kerja Cabang pada sabtu (26/8) dan melibatkan lebih dari 300 peserta dari berbagai daerah di Kabupaten Magelang.

  Kegiatan yang mengusung tema "Pelajar Cerdas, Cintanya Berkualitas" itu bertujuan untuk melegalkan kepengurusan PC IPNU IPPNU Kabupaten Magelang yang telah terpilih melalui Konfercab yang diadakan di Kecamatan Kajoran pada bulan Januari lalu.

  Selain itu, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk merumuskan program kerja PC IPNU IPPNU Kabupaten Magelang masa khidmat 2017 - 2019.

  "Harapan saya, kami dapat menjalankan proker yang sudah sudah ditetapkan pada Rapat Kerja dengan istiqomah, produktif dan membuahkan hasil yang berkualitas." ujar Miftahul Mujib selaku peserta sekaligus Ketua Panitia.

  Acara tersebut dibuka dengan penampilan akustik dari Cakrawala Band, PAC IPNU Salaman, dan penampilan hadrah dari PAC IPNU Mertoyudan. Acara semakin memukau dengan tampilnya seni pencak silat dari MTs Al Huda Mertoyudan.

  Sayangnya, Bupati Kabupaten Magelang, Zainal Arifin tidak dapat hadir ke gedung PC IPNU IPPNU Kabupaten Magelang dikarenakan sesuatu yang tidak bisa Beliau tinggalkan.


Redaktur : Retno Sari


NU Siapkan Aksi Lebih Besar dari Aksi 212 Untuk Tolak Full Day School

NU Siapkan Aksi Lebih Besar dari Aksi 212 Untuk Tolak Full Day School

kompas.com
  Kartika News - Dalam upaya untuk menolak kebijakan pemerintah, yaitu program sekolah 5 hari sekolah atau Full Day School. Ketua PWNU Jawa Timur, yakni KH. Mutawakkil Alallah menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan aksi penolakan jika aspirasinya tidak didengarkan oleh pemerintah.

  "Ulama NU siap turun ke jalan di Jakarta. Insya Alloh lebih besar dari aksi 212. Itupun jika aspirasi ini tidak ada tindak lanjut." ucap KH. Mutawakkil saat meresmikan kantor PCNU Krakasan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (9/8/2017) lalu, dilansir dari kompas.com (9/8/2017).

 KH. Mutawakkil yang merupakan pengasuh di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong menyebutkan bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada pengurus di ponpesnya untuk memasang spanduk dan baliho menolak kebijakan Full Day Scool tersebut.

 "Seluruh pengasuh ponpes, pengelola madrasah dan warga NU supaya ikut menolak kebijakan tersebut. Ini akan mematikan Madrasah Diniyah. Tolong ketentraman yang sudah kondusif jangan diganggu dengan kebijakan menteri yang memicu polemik." ujarnya.

 Untuk itu, KH. Mutawakkil meminta Presiden Joko Widodo untuk meninjau kebijakan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
MAKESTA : Persatuan Untuk Menyongsong Masa Depan Cemerlang

MAKESTA : Persatuan Untuk Menyongsong Masa Depan Cemerlang


Kartika News - Pada hari jum'at 19 Mei 2017, Pimpinan Anak Cabang IPNU dan IPPNU Kecamatan Kajoran mengadakan acara yang sangat besar, yaitu MAKESTA atau Masa Kesetiaan Anggota dengan tema "Persatuan Untuk Menyongsong Masa Depan Cemerlang.

Acara ini diadakan di Gedung MA dan MTs Salafiyan Penjalinan, Kecamatan Kajoran yang dimulai pada pukul 15.00 dan dijadwalkn selesai pada hari Minggu pukul 14.30. Ada 53 peserta yang mengikuti acara ini baik dari ranting atau komisariat dan dari PAC IPNU IPPNU itu sendiri.

Pada hari pertama, acara ini dibuka dengan sambutan - sambutan dari MWC NU Kecamatan Kajoran dan Tokoh Masyarakat dari Kecamatan Kajoran. Para peserta-pun terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara ini.

Karena pesertanya ada yang berasal dari PAC IPNU IPPNU Kecamatan Kajoran, maka materi yang diberikan pun dibedakan sesuai dengan tanggung jawab yang diemban oleh para peserta. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan kader - kader PAC IPNU IPPNU Kajoran yang siap mempersiapkan masa depan cemerlang, sesuai dengan temanya, yaitu "Persatuan Untuk Menyongsong Masa Depan Yang Cemerlang".

Saat ini memang sedang marak muncul gerakan - gerakan radikal untukmemecah belah NKRI, sehingga acara seperti ini sangat penting untuk mempersatukan generasi - generasi NU yang siap membela NKRI. Semoga dengan acara ini, persatuan kita makin kuat agar bisa memerangi gerakan radikal tersebut.
Selapanan PAC GP Ansor di Ponpes Al-Huda

Selapanan PAC GP Ansor di Ponpes Al-Huda


Kartika News, Sidowangi - Selapanan malam rabu legi PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran diadakan di komplek Pondok Pesantren Al-Huda Sugihan Sidowangi, Selasa (23/08). Selapanan malam rabu legi ini sudah dilaksanakan dari beberapa tahun yang lalu, ungkap sahabat Arif Solihan (Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran).

Kegiatan yang diikuti oleh warga nahdliyin se Kecamatan Kajoran (khususnya anggota Ansor) ini dimulai setelah shalat isya' dengan lantunan shalawat oleh grup Ponpes Al-Huda Sugihan, dilanjutkan pembukaan, tahlil oleh KH. Dimyati Rifa'i (pengasuh Ponpes Al-Huda Sugihan), sambutan-sambutan (panitia lokal, Kepala Desa Sidowangi, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran, Kasatkorcab Banser Kabupatenn Magelang), menyanyikan beberapa lagu (Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, Mars Ansor dan Mars Banser), istirahat, dilanjutkan kajian keagamaan dengan tema ke-ASWAJA-an oleh Kiyai Khasanul Athor dari Rijalul Ansor Kecamatan Kajoran (sekaligus sebagai Sekretaris MWC NU Kecamatan Kajoran).

Pada acara tersebut juga menyinggung acara besar yang akan dilaksanakan oleh Satkorcab Banser Kabupaten Magelang Distrik Kartika Nawa 20 (Kajoran, Salaman, Tempuran) yang akan dilaksanakan pada tanggal 2-4  September 2016 di Dusun Mulwo, Wuwuharjo, Kajoran.
Silaturrahmi Tidak Boleh Jadi Ajang Politik Praktis

Silaturrahmi Tidak Boleh Jadi Ajang Politik Praktis




Kartika News, Sidowangi - Selapanan malam rabu legi PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran diadakan di komplek Pondok Pesantren Al-Huda Sugihan Sidowangi, Selasa (23/08). Selapanan malam rabu legi ini sudah dilaksanakan dari beberapa tahun yang lalu, ungkap sahabat Arif Solihan (Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran).

Kegiatan yang diikuti oleh warga nahdliyin se Kecamatan Kajoran (khususnya anggota Ansor) ini dimulai setelah shalat isya' dengan lantunan shalawat oleh grup Ponpes Al-Huda Sugihan, dilanjutkan pembukaan, tahlil oleh KH. Dimyati Rifa'i (pengasuh Ponpes Al-Huda Sugihan), sambutan-sambutan (panitia lokal, Kepala Desa Sidowangi, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kajoran, Kasatkorcab Banser Kabupatenn Magelang), menyanyikan beberapa lagu (Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, Mars Ansor dan Mars Banser), istirahat, dilanjutkan kajian keagamaan dengan tema ke-ASWAJA-an oleh Kiyai Khasanul Athor dari Rijalul Ansor Kecamatan Kajoran (sekaligus sebagai Sekretaris MWC NU Kecamatan Kajoran).

Pada acara tersebut juga menyinggung acara besar yang akan dilaksanakan oleh Satkorcab Banser Kabupaten Magelang Distrik Kartika Nawa 20 (Kajoran, Salaman, Tempuran) yang akan dilaksanakan pada tanggal 2-4  September 2016 di Dusun Mulwo, Wuwuharjo, Kajoran.

Selapanan malam rabu legi ini menjadi ajang untuk bersilaturrahmi bagi warga Nahdlatul Ulama Kecamatan Kajoran. Namun dalam menanggapi hal tersebut ada warga nahdliyin yang menghawatirkan akan terjadinya hal yang tidak seharusnya terjadi kepada warga Nahdlatul Ulama Kecamatan Kajoran. "Kalau sudah berkumpul banyak seperti ini jangan sampai digunakan untuk kepentingan politik praktis, ungkap bapak Sis (Warga Dusun Sugihan). 
(nand25)

Lirik Lagu Mars IPNU dan IPPNU

Lirik Lagu Mars IPNU dan IPPNU


LIRIK LAGU MARS IPNU

Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Di bawah kibaran panji IPNU

Wahai pelajar islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam Negara Indonesia
Tanah air yang ku cinta

Dengan berpedoman kita belajar
Berjuang serta bertakwa

Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan

Bersatu wahai pelajar islam jaya
Tunaikanlah kewajiban yang mulya

Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur




LIRIK LAGU MARS IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terang
Mentari timur sudah bercahya
Ayunkan langkah pukul genderang
Segala rintangan mundur semua

Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada tuhan
Tegak kepala lawan derita

Dimalam yang sepi dipagi yang terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Dimalam yang hening dihati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi

Mekar seribu bunga ditaman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa dan negeri




sumber : http://prnukalilangkap.blogspot.co.id/2013/06/kumpulan-lirik-mars-nu.html
Lirik lagu Mars GP Ansor dan Banser

Lirik lagu Mars GP Ansor dan Banser


LIRIK LAGU MARS GP ANSOR

Darah dan nyawa telah kuberikan
Syuhada rebah Allahu Akbar
Kini bebas rantai ikatan
Negara jaya Islam yang benar

Berkibar tinggi panji gerakan
Iman di dada patriot perkasa
Ansor maju satu barisan
Seribu rintangan patah semua

Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim
Makmur semua lenyap yang nista

Allahu Akbar – Allahu Akbar
Pajar baja gerakan kita
Bangkitlah bangkit putra pertiwi
Tiada gentar dada ke muka
Bela agama bangsa negeri




LIRIK LAGU MARS BANSER

Izinkan ayah Izinkan ibu
Relakan kami pergi berjuang
Dibawah kibaran bendera NU
Majulah ayo maju serba serbu (serbu)

Tidak kembali pulang
Sebelum kita yang menang
Walau darah menetes di medan perang
Demi agama ku rela berkorban

Maju ayo maju ayo terus maju
Singkirkanlah dia dia dia
Kikis habislah mereka
Musuh agama dan ulama

Wahai barisan Ansor serbaguna
Dimana engkau berada (disini)
Teruskanlah perjuanganDemi agama ku rela berkorban


sumber : http://ansorpurwakarta.blogspot.co.id/
MENRISTEKDIKTI: SEMOGA SANTRI SUKSES DI NEGERI INI

MENRISTEKDIKTI: SEMOGA SANTRI SUKSES DI NEGERI INI

 
Silaturrahim : Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. menyampaikan sambutan.
Kartika News – Keluarga besar Yayasan Syubbanul Wathon Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang mengadakan silaturrahim dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. (Selasa, 19/01/2016).

Acara yang diadakan di kampus Asrama Pelajar Islam (API) ASRI Tegalrejo ini diikuti oleh para kiyai, pengurus, ustadz dan ustadzah, karyawan, mahasantri, mahasiswa, siswa dan santri Yayasan Syubbanul Wathon Magelang.

Pada acara tersebut Gus Yusuf sebagai Ketua Yayasan Syubbanul Wathon mengungkapkan bahwa inilah saatnya kader – kader pesantren tampil terdepan di dunia pendidikan. Gus Yusuf juga menambahkan, kita harus menyontoh kesuksesan Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. , “beliau adalah santri dan sekarang menjadi menteri” ungkap Gus Yusuf.

Pada acara tersebut Menristek juga mengungkapkan harapan terhadap santri untuk bisa berperan bagi bangsa ini. Menteri yang juga lulusan pesantren ini menambahkan bahwa sebetulnya pesantren mempunyai potensi yang sangat besar. “Semoga para santri sukses di negeri ini”, tambah Mohamad Nasir. Hal ini menjadi penguat bahwa besar harapan bangsa ini terhadap kiprah santri di masa yang akan datang untuk memajukan negara tercinta. 

Disiplin, menjadi kata yang paling ditekankan oleh Mohamad Nasir dalam acara silaturrahim tersebut. Pada penjelasannya Menristekdikti menyebutkan bahwa wujud dari disiplin yang sesungguhnya adalah istiqomah yang akan mengantarkan kita semua kepada keberhasilan. (_ma25)
LINTAS ALAM, CBP KAJORAN SERUKAN CINTA ALAM

LINTAS ALAM, CBP KAJORAN SERUKAN CINTA ALAM


Kartika News – DKAC CBP IPNU Kecamatan Kajoran mengadakan kegiatan lintas alam di Pegunungan Noroto Kajoran Magelang (Sabtu, 16/01/2016). Lintas alam yang diadakan dari jam 15.30 sampai 21.00 WIB ini diikuti oleh anggota CBP  Kajoran.

Kegiatan ini mempunyai tujuan utama yaitu penanaman cinta alam. Tujuan kegiatan ini sesuai dengan salah satu sasaran kegiatan yang sudah menjadi peta Corps Brigade Pembangunan (CBP) Nasional yaitu bergerak dalam bidang kemanusiaan dan lingkungan hidup. 

Kesadaran masyarakat yang kurang dalam penanganan sampah menjadi argument yang memperkuat kegiatan ini dilaksanakan. Lintas Alam, sebuah judul kegiatan yang diambil oleh DKAC CBP IPNU Kecamatan Kajoran tidak hanya sebatas berjalan melintasi alam saja. Tetapi anggota CBP Kajoran diwajibkan membersihkan sampah plastik di area Pegunungan Noroto. 

Pada kegiatan tersebut CBP Kajoran mengajak kepada seluruh masyarakat Kajoran untuk peduli terhadap lingkungannya, salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. (_ma25) 

SEJARAH CORPS BRIDAGE PEMBANGUNAN

SEJARAH CORPS BRIDAGE PEMBANGUNAN





KARTIKA NEWS - Corps Brigade Pembangunan (CBP) adalah lembaga semi otonom dibawah naungan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau sering disebut IPNU. CBP lahir dilatar belakangi adanya persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan “Ganyang Malaysia”, persengketaan itu merebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak).

Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk lebih jelas konteknya yaitu politik luar negeri, terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Imperialisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya diwilayah Malaysia. Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera membentuk Sukarelawan Perang dan siap menggayang Malaysia.

Intruksi Presiden tersebut secara lansung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya diwilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar pada tahun 1963.

Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Yogyakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan dibarengi dengan parade militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Menggayang Malaysia.

Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan Negara dan Bangsa untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan ini yang merupakan Embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian dikenal dengan “doktrin Pekalongan”.

Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk sebagai komandan teknis CBP, rekan Harun Rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan dilatih kemiliteran serta keamanan guna mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan kemanan yang tidak menentu pada saat itu.


Haul Gus Dur dan Refleksi Akhir Tahun PC IPNU Kabupaten Magelang

Haul Gus Dur dan Refleksi Akhir Tahun PC IPNU Kabupaten Magelang

   Kartika News – Kyai H. Abdurrahman Wahid atau lebih akrab disapa dengan nama Gus Dur, adalah salah satu cendekiawan Nahdlatul Ulama dan Mantan Presiden RI.

   Haul Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dan Refleksi Akhir Tahun yang diselenggarakan pada 29 Desember 2015 di Gedung PC IPNU Kabupaten Magelan, yang dihadiri oleh seluruh Pengurus IPNU IPPNU se-kabupaten Magelang.

   Acara ini diadakan oleh PC IPNU IPPNU Kabupaten Magelang untuk mengenang kembali jasa - jasa Gus Dur agar Generasi Muda kenal dengan sosok Gus Dur dan menggali pengalaman yang baik diapresiasikan di kemudian hari. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan warga NU tau apa yang dimiliki, jangan sampai terpengaruh modernisasi negatif.

   Meskipun sudah tiada, namun sosok Gus Dur sangat dikenal oleh warga NU. Keberanian dan intelektualitasnya merupakan beberapa hal yang bisa dipetik dari sosok Gus Dur. Beliau juga memiliki prinsip – prinsip sebagai berikut :
  1.  Ketauhidan
  2.  Kemanusiaan
  3.  Kesetiaan
  4.  Keadilan
  5.  Kesetaraan
  6.  Kesederhanaan
  7.  Persaudaraan
  8.  Kebebasan
  9.  Kearifan
   “Seorang merasa kurang dan akan menggali lagi ilmu yang masih kurang tersebut” pesan dari Rekan Nasikun sebagai Ketua PC IPNU Kabupaten Magelang.
Istighosah dan Peringatan Resolusi Jihad ke 70 NU

Istighosah dan Peringatan Resolusi Jihad ke 70 NU

  
Borobudur - Dalam rangka memperingati Resolusi Jihad ke 70 NU dan Maulid Nabi Muhammad SAW. NU Magelang gan Gerakan Pemuda Ansor menyelanggarakan acara Istighosah yang berlangsung di Lapangan Hotel Pondok Tingal, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
  Acara ini diselenggarakan pada Ahad (13/2015), dan dimulai pukul 8.00 dengan Qirab sebagai kegiatan pertama,dilanjutkan dengan Rebbana lalu Pawai Drumband. Kurang lebih 15000 orang dari berbagai daerah di Magelang dan sekitarnya menghadiri acara tersebut.
  Pemraksana adanya acara ini yaitu Kyai NU sekabupaten Magelang. "Harapan saya, semoga warga NU bersatu, kompak, dan menegakkan 5 ukum islam yang meliputi : menjaga agama, keselamatan jiwa, kemerdekaan akal, keberlangsungan keturunan, dan harta benda." ujar Kamsidi, sebagai Ketua Panitia acara Istighosah.
  Maksud dari menjaga agama, yaitu tidak terpengaruh ajaran sesat dan radikal. Agar tidak terpengaruh hal tersebut, hendaknya aktif mengikuti Istighosah mingguan, jangan mengikuti kelompok yang tidak jelas.
Kongres IPNU XVIII dan IPPNU XVII Resmi Dibuka

Kongres IPNU XVIII dan IPPNU XVII Resmi Dibuka




   BOYOLALI
- Sekitar 3000 peserta yang terdiri dari 33 provinsi se-Indonesia dari pulau Jawa maupun luar Jawa menghadiri kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke XVIII dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ke XVII di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
   Kongres IPNU dan IPPNU sebagai ajang demokrasi tertinggi merupakan kegiatan rutin tiga tahun sekali yang dilaksanakan pada dua organisasi tersebut. Acara yang dibuka pada 5 desember 2015 direncanakan berlangsung selama empat hari. Rangkaian dalam acara tersebut antara lain adalah Sidang Pleno, sidang komisi dan sebagai acara puncak yaitu proses pemilihan suara untuk menentukan ketua masa khikmad 2015 - 2018.

   Sekitar pukul 10.00 WIB Kongres IPNU ke-XVIII dan IPPNU ke-XVII dibuka langsung oleh menteri Agama RI, Drs. H. Lukman Hakim Syiaifudin. Dalam pidatonya beliau menyampaikan harapan, bahwa kegiatan ini dapat menyumbang konstitusi kepada bangsa Indonesia, karena IPNU & IPPNU adalah organisasi yang matang terbukti dengan usianya yang ke- 60 tahun. berbagai harapan juga muncul dari peserta kongres.

   Menurut Hesti, salah satu peserta Kongres IPPNU asal Kota Kediri “bahwa kegiatan ini sangat luar biasa, karena ini merupakan ajang berkumpulnya pelajar NU diseluruh indonesia”. Semoga periode yang akan datang mampu lebih aktif dan lebih banyak menumbuhkan kader diseluruh Indonesia” lanjut beliau.
PELAJAR DAN MORAL BANGSA

PELAJAR DAN MORAL BANGSA

 

By : Muhammad Adnan


KARTIKA NEWS - Pelajar menempati posisi penting dalam pembangunan bangsa. Menjadi kader bermoral pancasila merupakan salah satu hasil yang dinanti oleh masyarakat Indonesia dari peran para pelajar. Dalam menjalankan tugasnya, tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi oleh pelajar. Tantangan yang dimaksud yaitu tantangan yang dinamis, tantangan yang setiap saat bisa berubah sesuai dinamika
zaman.
Pada era orde lama, tantangan pelajar dan perjuangannya masih belum lepas dari era perjuangan 1945 yang erat kaitannya dengan perang melawan kolonialisme dan imperialisme secara fisik.  

Berbeda dengan era orde lama, tantangan kaum pelajar pada orde baru salah satunya disibukkan dengan cita-cita untuk merealisasikan revolusi demokrasi yang kemudian disebut reformasi.

Tantangan setiap zaman pasti berbeda, begitu juga bagi pelajar pada era reformasi pasti berbeda dengan masa-masa sebelumnya.

MORAL BANGSA

Itulah harga diri yang dipertaruhkan para pelajar era reformasi Indonesia. Moral yang menjadi jati diri bangsa Indonesia adalah penentu keberhasilan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hasil pemikiran cemerlang yang didasari moral adalah dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Namun dalam perkembangannya, nilai moral yang terkandung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia mulai ada pergeseran. Munculnya budaya yang tidak sesuai dengan keabsahan nilai moral bangsa menjadi penyumbang hilangnya nilai moral bangsa Indonesia. Tawuran pelajar, saling mencontek dalam ulangan, tidak menaati peraturan dan tidak mempunyai cita-cita untuk kemajuan bangsa menjadi contoh bergesernya nilai moral bangsa Indonesia di lingkungan pelajar.

JUJUR

Ada indikasi pergeseran sifat jujur pada diri para pelajar di negeri ini. Istilah yang sangat memprihatinkan ketika tidak sedikit pelajar di Indonesia yang beranggapan Jujur Ajur. Pendapat Jujur Ajur berarti jujur itu akan mencelakakan kita dimasa depan. Artinya pelajar yang masih menganggap pendapat tersebut benar, mereka tidak mempercayai kekuatan batin atau hati nurani yang pada dasarnya adalah petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.

Pergeseran nilai kejujuran bisa kita lihat ketika para pelajar mengikuti ujian. Dari data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa dalam ujian nasional tahun 2015 tingkat SMA belum 100 persen pelajar peserta ujian mengedepankan nilai kejujuran. Mereka masih erat dengan prinsip Jujur Ajur, berpendapat nilai bagus lebih baik dari pada kejujuran. Sehingga mereka membenarkan semua cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan nilai bagus walaupun dengan cara yang dilarang sekalipun, misalnya dengan cara mencontek pekerjaan teman.

DAPAT DIPERCAYA

Sebuah tanggung jawab timbul ketika seseorang mendapat kepercayaan dari orang lain, tetapi tidak semua orang bisa mempertanggungjawabkannya. Dikalangan pelajar masih banyak terjadi penyelewengan tanggung jawab yang seharusnya tidak dilakukan. Hal tersebut mendorong bergesernya nilai moral pada seseorang yaitu sifat dapat dipercaya. 

Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, masih banyak pelajar yang menyalahgunakan jam pelajaran sekolah untuk kepentingan pribadi, bahkan kepentingan yang dapat merugikan bangsa. Membolos sekolah untuk bermain game, pacaran, dan tawuran merupakan contoh masih adanya pelajar yang belum dapat dipercaya.

BERKELANJUTAN

Prinsip kehidupan terasa tidak ada artinya ketika seseorang tidak mempuyai prinsip yang berkelanjutan. Prinsip ini yang kemudian kita katakan prinsip istiqomah. Sebuah kejujuran dan dapat dipercaya tidak akan ada artinya apabila tidak didasari prinsip berkelanjutan. Sehingga banyak orang yang menyatakan Seng Penting Istiqomah (yang pasti berkelanjutan).

KESIMPULAN

Perkembangan bangsa tidak bisa dilepaskan dengan kesuksesan pelajar dalam menghadapi tantangannya. Salah satu tantangan yang belum terselesaikan bagi pelajar saat ini adalah masalah moral. Banyak terjadi penyelewengan yang tidak sesuai dengan nilai moral bangsa pada kalangan pelajar. Kejujuran, dapat dipercaya dan berkelanjutan menjadi tantangan terbesar yang harus kita wujudkan bersama. Dengan optimis didasari nilai luhur semangat Pancasila, kita harus bisa mewujudkan Pelajar Yang Peduli Dengan Moral Bangsa.
Sinau Bareng Cak Nun

Sinau Bareng Cak Nun



KARTIKA NEWS - Acara pengajian dalam rangka memperingati Khotmil Qur'an santri dan santriwati dengan tema "Mengangkat Budaya ke Pesantren" yang diselenggarakan oleh pengurus Ponpes Ushuludin, Bawang, Salaman, Magelang. Pada tanggal 8 sampai 14 November 2015 dengan berbagai kegiatan di hari Senin sampai Rabu yang dilanjutkan pada Kamis malam dengan berbagai hiburan.

Puncak acara tiba pada Sabtu malam diadakan kegiatan pengajian yang berjudul "Sinau bareng Cak Nun" dengan pembicara yang lebih dikenal dengan nama Gus Mansur, Cak Nun, Dr. Tantowi dan Gus Pur. Acara ini sangat meriah dan tertib. Terbukti saat sesi tanya jawab, ada seorang Jama'ah yang mengungkapan rasa cinta kepada Cak Nun. Dengan acara ini, Cak Nun memberikan respon positif terhadap Masyarakat Magelang.

Pengertian, Sasaran, Fungsi dan Tugas CBP

Pengertian, Sasaran, Fungsi dan Tugas CBP



PENGERTIAN

Lembaga Corps Brigade Pembangunan  adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam satu koordinasi untuk mengawal pembangunan IPNU dan Bangsa.

SASARAN

Sasaran keanggotaan :
Keanggotaan CBP meliputi pelajar, santri, mahasiswa yang sesuai dengan PD/PRT IPNU dan ketentuan ketentuan yang telah di tetapkan tentang perekrutan anggota CBP.

Sasaran kegiatan :
Kegiatan CBP meliputi bidang pendahuluan bela negara, sosial  Kemanusiaan, Pengabdian alam dan Lingkungan hidup.

FUNGSI

Lembaga Corps Brigade Pembangunan berfungsi sebagai :

Fungsi kaderisasi
      Suatu wadah perekrutan kader kader potensial IPNU
Fungsi Komunikasi
      Wadah komunikasi antara IPNU, masyarakat, dan pemerintah
Fungsi pengembangan sumber daya manusia
      Lembaga Corps Brigade Pembangunan merupakan lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menciptakan kader yang memiliki kualitas di lingkungan IPNU melalui jenjang pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan.
Fungsi kepeloporan dan pengabdian
      Lembaga Corps Brigade Pembangunan merupakan pelopor penggerak program-program IPNU dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

TUGAS POKOK

Melaksanakan kebijakan IPNU
Berpartisipasi dalam kegiatan pendahuluan bela negara, sosial kemanusian, pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan.
Berpartisipasi dalam pendampingan dan penguatan kader demi tercapainya kesejahteraan.

TANGGUNG JAWAB

Memantapkan dan menjaga keutuhan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di semua tingkatan.

Turut serta menjaga keutuhan bangsa, memelihara lingkungan agar terhindar dari kerusakan dan pengerusakan, serta menjalankan peran sosial kemanusiaan.
Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah

Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah

Kelahiran dan Masa Kanak-Kanak
Kiai Abdul Wahab Hasbullah lahir dari pasangan Kiai Hasbullah dan Nyai Latifah, pada Maret 1888 di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Wahab Hasbullah kecil banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dan bersenang-senang layaknya anak-anak kecil masa itu. Semenjak kanak-kanak, Wahab Hasbullah dikenal sebagai pemimpin dalam segala permainan.
Silsilah Keturunan
K.H. Wahab Hasbullah berasal dari keturunan Raja Brawijaya IV dan bertemu dengan silsilah K.H. Hasyim Asy’ari pada datuk yang bernama Kiai Soichah.
Pendidikan
Masa pendidikan K.H. Abdul Wahab Hasbullah dari kecil hingga besar banyak dihabiskan di pondok pesantren. Selama kurang lebih 20 tahun, ia secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari beberapa pesantren. Karena tumbuh dilingkungan pondok pesantren, mulai sejak dini ia diajarkan ilmu agama dan moral pada tingkat dasar. Termasuk dalam hal ini tentu diajarkan seni Islam seperti kaligrafi, hadrah, barjanji, diba’, dan sholawat. Kemudian tak lupa diajarkan tradisi yang menghormati leluhur dan keilmuan para leluhur, yaitu dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan melakukan tawasul. Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup,seorang santri. Diajaknya shalat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam hari untuk shalat tahajjud. Kemudian Wahab Hasbullah membimbingnya untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan membaca Al Quran dengan tartil dan fasih. Lalu beliau dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari. Misalnya: Kitab Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Muhadzdzab dan Al Majmu’. Wahab Hasbullah juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, dan Ulumul Hadits.
Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang dipelajarinya. Selama enam tahun awal pendidikannya, ia dididik langsung oleh ayahnya, baru ketika berusia 13 tahun, Wahab Hasbullah merantau untuk menuntut ilmu. Maka beliau pergi ke satu pesantren ke pesantren lainnya.
Diantara pesantren yang pernah disinggahi Wahab Hasbullah adalah sebagai berikut:
1. Pesantren Langitan Tuban.
2. Pesantren Mojosari, Nganjuk.
3. Pesantren Cempaka.
4. Pesantren Tawangsari, Sepanjang.
5. Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura dibawah asuhan Kiai Kholil Bangkalan.
6. Pesantren Branggahan, Kediri.
7. Pesantren Tebu Ireng, Jombang dibawah asuhan K.H. Hasyim Asy’ari.
Khusus di Pesantren Tebu Ireng, ia cukup lama menjadi santri. Hal ini terbukti, kurang lebih selama 4 tahun, ia menjadi “lurah pondok”, sebuah jabatan tertinggi yang dapat dicicipi seorang santri dalam sebuah pesantren, sebagai bukti kepercayaan kiai dan pesantren tersebut (Mashyuri, 2008:83).
Menikah dan Membina Rumah Tangga
Pada tahun 1914, Abdul Wahab Hasbullah menikah dengan Kiai Musa yang bernama Maimunah. Sejak itu ia tinggal bersama mertua di kampong Kertopaten Surabaya. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki pada tahun 1916 bernama Wahib, yang kemudian dikenal sebagai Kiai Wahab Wahib. Namun, pernikahan dan membina rumah tangga ini tidak berlangsung lama. Istrinya meninggal sewaktu mereka berdua menjalankan ibadah haji pada tahun 1921. Setelah itu Kiai Wahab Hasbullah menikah lagi dengan perempuan bernama Alawiyah, pitri Kiai Alwi. Namun pernikahan ini pun tidak berlangsung lama sebeb setelah mendapatkan putra, istrinya meninggal. Begitu juga untuk ketiga kalinya ia menikah lagi, namun pernikahannya tidak berlangsung lama. Tidak jelas siapakah nama istri ketiganya ini, Juga, penyebab terputusnya pernikahan yang tidak lama tersebut, apakah karena istrinya meninggal atau bercerai.
Dari sini beliau menikah lagi, pernikahan keempat dilakukan dengan Asnah, putrid Kiai Sa’id, seorang pedagang dari Surabaya dan memperoleh empat orang anak, salah satunya bernama Kiai Nadjib (almarhum) yang sekanjutnya mengasuh Pesantren Tambakberas.
Namun lagi-lagi pernikahan ini tidak langgeng kembali. Nyai Asnah meninggal dunia. Kemudian Kiai Wahab menikah lagi untuk yang kelima kalinya dengan seorang janda bernama Fatimah, anak Haji Burhan. Dari pernikahan ini beliau tidak mendapatkan keturunan. Namun, dari Fatimah ia memperoleh anak tiri yang salah satunya kelak besar bernama K.H. A. Syaichu.
Dari sinilah banyak orang mencemooh perilaku Kiai Wahab. Tidak jarang, banyak orang yang menjulukinya sebagai “kiai tukang kawin” karena setekah itupun ia menikah kembali untuk yang keenam kalinya. Kali ini dengan anak Kiai Abdul Madjid Bangil, yang bernama Ashikhah. Pernikahan inipun tidak berlangsung lama karena saat menunaikan ibadah haji bersama, Nyai Ashikhah meninggal dunia. Dari istri ini beliau dikaruniai empat orang anak.
Pernikahan belaiau yang terakhir, yang ketujuh adalah dengan kakak perempuan Ashikhah, bernama Sa’diyah. Dengan perempuan inilah pernikahan Kiai Wahab mencapai puncaknya, artinya langgeng sampai akhir hayat beliau. Dari Nyai Sa’diyah ini beliau mendapatkan beberapa keturunan, yaitu Mahfuzah, Hasbiyah, Mujidah, Muhammad Hasib dan Raqib (Masyhuri, 2008:84 dan Aceh, 1957:125-126).
Wafat
K.H. Abdul Wahab Hasbullah menjabat Rais Aam Organisasi Nahdlatul Ulama sampai akhir hayatnya. Muktamar NU ke-25 di Surabaya adalah Muktamar terakhir yang diikutinya. Khutbah al-iftitah muktamar yang lazim dilakukan oleh Rais Aam kemudian diserahkan kepada K.H. Bisri Syansuri yang biasa membantunya dalam menjalankan tugasnya sebagai Rais Aam untuk membacakannya. K.H. Abdul Wahab Hasbullah meninggalkan muktamar dalam keadaan sakit yang akut. Hampir lima tahun ia menderita sakit mata yang menyebabkan kesehatannya semakin menurun.
Akhirnya, tepat empat hari setelah muktamar atau tepatnya Rabu, 12 Dzulqa’idah 1391 H atau 29 Desember 1971, Kiai Wahab Hasbullah wafat di kediamannya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak beras, Jombang (Masyhuri, 2008:107).
Sejarah PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Sejarah PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).


Latar belakang pembentukan PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
Pisahnya NU dari Masyumi.
Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Organisasi-organisasi pendahulu
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Konferensi Besar IPNU
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
A. Khalid Mawardi (Jakarta)
M. Said Budairy (Jakarta)
M. Sobich Ubaid (Jakarta)
Makmun Syukri (Bandung)
Hilman (Bandung)
Ismail Makki (Yogyakarta)
Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
Laily Mansyur (Surakarta)
Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
Hizbulloh Huda (Surabaya)
M. Kholid Narbuko (Malang)
Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.
Deklarasi
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.
Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.
Makna Filosofis
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45. 

sumber: wikipedia